Keberadaan Seni Hias Damar Kurung asal Gresik merupakan
salah satu peninggalan dari seni
budaya tradisional Jawa Timur, yang keberadaannya sudah hampir
punah karena dianggap tidak praktis dan kurang ekonomis. Disamping
itu, dengan adanya permintaan yang rendah akan produk-produk tradisional
telah membawa dampak kepada terhentinya praktek kegiatan membuat
barang-barang tradisional. Dengan adanya perhatian yang semakin kecil
untuk mempertahankan dan mengembangkan keberadaannya. Oleh karena itu,
diharapkan para pendukung seni untuk mengembangkan dan
mengangkat seni rupa tradisi dan menekankan kepribadian bangsa untuk
meningkatkan mutu produksi dalam pasar Wisata Internasional dengan cara
mengembangkan identitas seni rupa Indonesia melalui ciri dan konsep tradisi.
Damar Kurung merupakan salah satu dari ikon Kota Gresik
yang sekaligus sebagai souvenir
lampu khas kota ini.Damar kurung dan Masmundari dijadikan asset berharga
bagi Gresik, Pemerintah Kabupaten Gresik menjadikan damar kurung sebagai
maskot kota, membuat tiruan damar kurung ukuran besar untuk lampu
dan monumen kota, anak-anak pun digerakkan melukis gaya damar kurung,
hingga akhirnya damar kurung identik menjadi ciri khas kota Gresik dan
perefleksi budaya, sejarah, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Gresik.
Untuk mempermudah mengenal seni
lukis Damar Kurung Gresik, ada baiknya kita mengenal sosok sang maestro Damar
Kurung yang paling terkenal; Mbah Masmundari (Januari 1904–25 Desember 2005).
Sulung dari 4 bersaudara ini. Dalam hal kemampuan melukis diturunkan oleh sang
Ayah yang lebih dikenal kiprahnya sebagai seorang Dalang. Sepeninggal Ayahnya,
Mbah Masmundari memanfaatkan kemampuan melukisnya untuk mencukupi kebutuhan
keluarga sehari–hari. Awalnya, Ibu Masmundari menggunakan cat roti atau pewarna
makanan dan sisa–sisa cat. Dari kombinasi yang sederhana itulah lahir sebuah
Karya bernama Damar Kurung.
Di tahun 1980-an, Mbah
Masmundari mulai aktif melukis hingga pada tahun 1987 Bentara Budaya Jakarta
menjadi saksi dari Pameran Perdana Beliau, disusul dengan pameran – pameran
berikutnya. Beberapa penghargaan pun diraih sebagai bentuk penghargaan terhadap
karya lukisnya, salah satunya Kartini Award yang diberikan pada tahun 1996.
Bukan hanya penghargaan dalam negeri yang Beliau dapatkan, bahkan
Lukisan–Lukisan Damar Kurung-nya menjadi koleksi yang disimpan dalam
museum–museum di beberapa Negara seperti Belanda, Jerman, Perancis, hingga
Australia.
Dalam setiap karyanya, ia
berusaha menyampaikan situasi sosial yang tengah berkembang dari pengamatan dan
refleksinya sendiri. Gambar-gambar yang ada di setiap sisi Damar Kurung
kebanyakan menceritakan tentang kegiatan sehari-hari masyarakat Gresik, seperti
pasar malam, kondisi pasar, dan kebudayaan masyarakat setempat. Kesenian ini
juga penuh dengan makna dan simbol keagamaan yang dimunculkan kental dengan
kehidupan religi. Adanya penggambaran tentang orang Sholat, mengaji,
kesenian-kesenian yang bernuansa islam seperti Hadrah dan Qosidah, dan
sebagainya. Menariknya, menurut Rizky Sandika Wahyu (mahasiswa Unair
Surabaya;2013) yang meneliti tentang Damar Kurung adalah pola menggambar pada
Damar Kurung seperti bentuk relief candi dan wayang beber, dan pengadekan pada
wayang Kulit. Bentuk gambar manusia-manusia pada Damar Kurung juga mirip cara menggambar
tokoh wayang, yakni tampak samping. gayanya cenderung bersifat naratif, bahkan
naif. Ini dapat dilihat, misalnya, melalui penggunaan simbol anak panah untuk
menggambarkan angin. Adapun Aliran seni lukis Damar Kurung ini adalah Realisme
Layak dilestarikan
BalasHapuslayak dilestarikan
BalasHapus