Rabu, 07 Juni 2017

Sejarah damar kurung






Keberadaan Seni Hias Damar Kurung asal Gresik merupakan salah satu peninggalan dari seni budaya tradisional Jawa Timur, yang keberadaannya sudah hampir punah karena dianggap tidak praktis dan kurang ekonomis. Disamping itu, dengan adanya permintaan yang rendah akan produk-produk tradisional telah membawa dampak kepada terhentinya praktek kegiatan membuat barang-barang tradisional. Dengan adanya perhatian yang semakin kecil untuk mempertahankan dan mengembangkan keberadaannya. Oleh karena itu, diharapkan para pendukung seni untuk mengembangkan dan mengangkat seni rupa tradisi dan menekankan kepribadian bangsa untuk meningkatkan mutu produksi dalam pasar Wisata Internasional dengan cara mengembangkan identitas seni rupa Indonesia melalui ciri dan konsep tradisi.
Damar Kurung merupakan salah satu dari ikon Kota Gresik yang sekaligus sebagai souvenir lampu khas kota ini.Damar kurung dan Masmundari dijadikan asset berharga bagi Gresik, Pemerintah Kabupaten Gresik menjadikan damar kurung sebagai maskot kota, membuat tiruan damar kurung ukuran besar untuk lampu dan monumen kota, anak-anak pun digerakkan melukis gaya damar kurung, hingga akhirnya damar kurung identik menjadi ciri khas kota Gresik dan perefleksi budaya, sejarah, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Gresik.


Untuk mempermudah mengenal seni lukis Damar Kurung Gresik, ada baiknya kita mengenal sosok sang maestro Damar Kurung yang paling terkenal; Mbah Masmundari (Januari 1904–25 Desember 2005). Sulung dari 4 bersaudara ini. Dalam hal kemampuan melukis diturunkan oleh sang Ayah yang lebih dikenal kiprahnya sebagai seorang Dalang. Sepeninggal Ayahnya, Mbah Masmundari memanfaatkan kemampuan melukisnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari–hari. Awalnya, Ibu Masmundari menggunakan cat roti atau pewarna makanan dan sisa–sisa cat. Dari kombinasi yang sederhana itulah lahir sebuah Karya bernama Damar Kurung.


Di tahun 1980-an, Mbah Masmundari mulai aktif melukis hingga pada tahun 1987 Bentara Budaya Jakarta menjadi saksi dari Pameran Perdana Beliau, disusul dengan pameran – pameran berikutnya. Beberapa penghargaan pun diraih sebagai bentuk penghargaan terhadap karya lukisnya, salah satunya Kartini Award yang diberikan pada tahun 1996. Bukan hanya penghargaan dalam negeri yang Beliau dapatkan, bahkan Lukisan–Lukisan Damar Kurung-nya menjadi koleksi yang disimpan dalam museum–museum di beberapa Negara seperti Belanda, Jerman, Perancis, hingga Australia.
Dalam setiap karyanya, ia berusaha menyampaikan situasi sosial yang tengah berkembang dari pengamatan dan refleksinya sendiri. Gambar-gambar yang ada di setiap sisi Damar Kurung kebanyakan menceritakan tentang kegiatan sehari-hari masyarakat Gresik, seperti pasar malam, kondisi pasar, dan kebudayaan masyarakat setempat. Kesenian ini juga penuh dengan makna dan simbol keagamaan yang dimunculkan kental dengan kehidupan religi. Adanya penggambaran tentang orang Sholat, mengaji, kesenian-kesenian yang bernuansa islam seperti Hadrah dan Qosidah, dan sebagainya.  Menariknya, menurut Rizky Sandika Wahyu (mahasiswa Unair Surabaya;2013) yang meneliti tentang Damar Kurung adalah pola menggambar pada Damar Kurung seperti bentuk relief candi dan wayang beber, dan pengadekan pada wayang Kulit. Bentuk gambar manusia-manusia pada Damar Kurung juga mirip cara menggambar tokoh wayang, yakni tampak samping. gayanya cenderung bersifat naratif, bahkan naif. Ini dapat dilihat, misalnya, melalui penggunaan simbol anak panah untuk menggambarkan angin. Adapun Aliran seni lukis Damar Kurung ini adalah Realisme

2 komentar: